Rutinitas Pengaruhi Gairah Seks
Aktivitas seksual adalah segala bentuk perilaku yang memberikan rangsangan seksual sehingga dapat menimbulkan reaksi seksual, kecuali hubungan seksual. Aktivitas itu misalnya mulai dari melakukan ciuman, pelukan, rabaan, sampai seks oral, selain hubungan seksual. Hubungan seksual atau sanggama (ML) mengandung pengertian yang khusus yaitu masuknya Mr P ke dalam Miss V.
Jika pria dan wanita memiliki kesibukan yang tinggi, maka hal ini akan mengganggu aktivitas seksnya. Mengapa? karena aktivitas yang tinggi secara fisik dan psikologis akan mempengaruhi kebugaran tubuh seseorang. Kondisi kelelahan setelah bekerja keras seharian bisa menurunkan gairah seks. Selain itu, kurangnya waktu tidur 6-8 jam sehari, akan berisiko tubuh menjadi tak bugar lagi, yang akhirnya akan mempengaruhi kondisi gairah seks. Kebugaran pria dan wanita sangat diperlukan pada saat akan melakukan ML. Ingat hubungan seksual merupakan salah satu jenis aktivitas yang memakan energi tinggi, karena itu apabila dilakukan tidak dalam kondisi prima dapat mengakibatkan timbulnya keluhan-keluhan lain yang lebih parah.
Kemampuan secara fisik untuk melakukan hubungan seksual dapat dilihat dari energi yang diperlukan ketika melakukan hubungan seks dan olah raga berdasarkan MET(Metabolic Equivalent Task) yang diperlukan. Satu MET sebanding dengan penggunaan oksigen 3,5 mililiter per kilogram berat badan per menit. Berdasarkan kemampuan fisik, seseorang dianggap bugar melakukan hubungan seksual bila mampu berjalan 1 kilometer dalam 15 menit atau mampu menaiki 20 anak tangga tanpa nyeri di dada atau terengah-engah. Hubungan seksual sebelum orgasme 2-3 MET, meningkat menjadi 3-4 MET saat orgasme. Oleh karena itu jangan sekali-kali melakukan hubungan seks dalam kondisi sakit dan tidak bugar!
Kondisi fisik yang sehat dan bugar diharapkan dapat melakukan fungsi tubuh yang optimum sehingga mampu menghasilkan produksi dan prestasi kerja atau aktivitas lainnya secara maksimal termasuk dalam aktivitas seksual (Pangkahila, 1992).
Kemudian pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh kesibukan pria dan wanita, antara lain gangguan fungsi seksual dalam bentuk berkurangnya gairah seksual, gangguan fungsi ereksi dan gangguan tercapainya orgasme.
Jika pria dan wanita memiliki kesibukan yang tinggi, maka hal ini akan mengganggu aktivitas seksnya. Mengapa? karena aktivitas yang tinggi secara fisik dan psikologis akan mempengaruhi kebugaran tubuh seseorang. Kondisi kelelahan setelah bekerja keras seharian bisa menurunkan gairah seks. Selain itu, kurangnya waktu tidur 6-8 jam sehari, akan berisiko tubuh menjadi tak bugar lagi, yang akhirnya akan mempengaruhi kondisi gairah seks. Kebugaran pria dan wanita sangat diperlukan pada saat akan melakukan ML. Ingat hubungan seksual merupakan salah satu jenis aktivitas yang memakan energi tinggi, karena itu apabila dilakukan tidak dalam kondisi prima dapat mengakibatkan timbulnya keluhan-keluhan lain yang lebih parah.
Kemampuan secara fisik untuk melakukan hubungan seksual dapat dilihat dari energi yang diperlukan ketika melakukan hubungan seks dan olah raga berdasarkan MET(Metabolic Equivalent Task) yang diperlukan. Satu MET sebanding dengan penggunaan oksigen 3,5 mililiter per kilogram berat badan per menit. Berdasarkan kemampuan fisik, seseorang dianggap bugar melakukan hubungan seksual bila mampu berjalan 1 kilometer dalam 15 menit atau mampu menaiki 20 anak tangga tanpa nyeri di dada atau terengah-engah. Hubungan seksual sebelum orgasme 2-3 MET, meningkat menjadi 3-4 MET saat orgasme. Oleh karena itu jangan sekali-kali melakukan hubungan seks dalam kondisi sakit dan tidak bugar!
Kondisi fisik yang sehat dan bugar diharapkan dapat melakukan fungsi tubuh yang optimum sehingga mampu menghasilkan produksi dan prestasi kerja atau aktivitas lainnya secara maksimal termasuk dalam aktivitas seksual (Pangkahila, 1992).
Kemudian pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh kesibukan pria dan wanita, antara lain gangguan fungsi seksual dalam bentuk berkurangnya gairah seksual, gangguan fungsi ereksi dan gangguan tercapainya orgasme.
Turunnya gairah seks ini juga bisa disebabkan dari kebiasaan makan yang tidak sesuai dengan aktivitas yang dilakukan setiap hari. Akibatnya, asupan yang masuk ke dalam tubuh tidak akan sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga tubuh menjadi lemas dan kurang bertenaga. Pola makan seperti itu akan semakin parah jika diiringi dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, minuman keras, dan narkoba. Faktor lain yang juga berpotensi menurunkan libido adalah stres dan adanya kelainan seksual. Keadaan tersebut berhubungan dengan kondisi psikologis di dalam otak.
Sebenarnya gangguan fisik dan psikis tersebut umumnya bersifat sementara. Begitu kelelahan mulai mereda, jadwal tidur menjadi lebih teratur, penyebab stres sudah hilang, maka gairah seks seseorang bisa normal kembali. Namun, tidak banyak yang mengerti bahwa turunnya libido yang sesaat itu sebenarnya sudah termasuk gejala impotensi stadium ringan. Jika keadaan tersebut sering berulang, maka semakin besar kemungkinan gejala yang ringan itu naik ke stadium yang lebih berat.
Bila pria dan wanita sibuk dan tidak bisa meninggalkan kesibukannya, maka yang mereka perlukan adalah:
* Melakukan serangan fajar
* Mengambil cuti
* Merubah suasana /lingkungan
* Melakukan variasi (posisi, tempat, suasana)
Untuk mengembalikan vitalitas mereka maka perlu mencari apa penyebabnya dengan cara :
1. Memperbaiki Komunikasi dengan Pasangan
Komunikasi mendekatkan Anda dengan pasangan, termasuk komunikasi seks. Diskusikan masalah, beban, perubahan yang sedang Anda alami dan apa yang dapat pasangan lakukan untuk menyesuaikan diri selama berhubungan seks. Mungkin Anda berdua perlu mengubah posisi. Pijat atau berpelukan mungkin membuat Anda nyaman. Tanyakan pasangan apa yang menjadi kebutuhannya dan diskusikan cara Anda mengakomodasi itu. Komunikasi itu sendiri juga bisa merangsang. Dr. Howard G.Hendricks mengatakan dalam bukunya Say it with love Communication however, is always two way street; not only what you are doing as a speaker, but what they are doing as a listeners is critical.
2. Ubah Kebiasaan Rutin
Perubahan kecil dapat memperbaiki kehidupan seks Anda. Ubah waktu berhubungan seks ke waktu yang paling berenergi. Cobalah pagi hari ketika Anda baru saja bangun tidur dan masih segar. Dengan serangan fajar, seseorang juga dapat mengatasi problem stres karena tubuh akan terpicu untuk memproduksi hormon kortisol. Aktivitasnya yang bersifat membakar kalori pun dapat menjaga bobot tubuh sekaligus menekan risiko diabetes. Bahkan, sebuah hasil studi di AS terhadap 300 perempuan yang aktif berhubungan intim dengan pasangan yang tak memakai kondom ketika bercinta dini hari menunjukkan bahwa para perempuan tersebut tidak mudah mengalami depresi. Menurut para peneliti, hal itu terjadi karena mereka menyerap hormon prostaglandin, yang hanya terkandung dalam sperma. Karena butuh waktu agak lama untuk terangsang, ambil waktu lebih untuk mencari waktu romantis seperti makan malam romantis atau berdansa.
3. Cobalah Posisi Seks Baru
Cari variasi posisi seks yang baru (buku, artikel, browsing, DVD) dan disepakati bersama agar menambah keintiman.
4. Atur Ekspektasi Anda
Jika Anda tidak sering berhubungan seks ketika muda, jangan harap untuk melakukan lebih ketika tua. Mungkin Anda dan pasangan butuh mengekspresikan keintiman secara berbeda dibanding ketika muda. Pasangan yang sering berhubungan seks ketika muda punya kecenderungan untuk terus demikian ketika lanjut usia.
5. Jaga Pola Makan dan Pola Hidup
Mengatur pola makan sehat gizi seimbang dan berserat membuat tubuh Anda sehat. Pola hidup sehat ini akan menjaga organ seks Anda tetap sehat di usia berapa pun. Buatlah pola diet seimbang dengan memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan.
6. Berolahraga
Berolahraga paling tidak 30 menit dalam sehari. Hindari alkohol dan obat-obatan terlarang karena kebiasaan jelek ini menurunkan fungsi seksual lelaki dan perempuan. Sebuah penelitian di University of California, AS menunjukkan bahwa olahraga dapat meningkatkan gairah seksual. Penelitian itu melibatkan puluhan pria berusia rata-rata 48 tahun, yang diberi latihan aerobik satu jam per hari. Setelah sembilan bulan, mereka melaporkan adanya peningkatan frekuensi hubungan seks dan orgasme yang cukup tinggi.
Posting Komentar untuk "Rutinitas Pengaruhi Gairah Seks"